Total Tayangan Halaman

Senin, 17 Januari 2011

makalah administrasi pendidikan,disiplin kelas

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiem
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-hamba-Nya yang telah menyelesaikan makalah ini dengan penuh perjuangan dan do’a, tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan dan juga sebagai salah satu syarat mengikuti ujian akhir semester. Makalah ini akan membahas tentang “Disiplin Kelas” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.



Penulis;






BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang tidak akan maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa akan meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Sistem pembelajaran dan kurikulum yang selalu diperbaharui bertujuan untuk meningkatkan mutu siswa, tetapi jika salah satu instrumen dalam sistem tidak berjalan dengan baik, maka akan berimbas kepada hasil atau output siswa tersebut.
Salah satu hasil belajar dapat ditunjang dengan disiplin kelas yang baik untuk itu peran guru sangat penting dalam pengelolaan kelas yang dia hadapi, agar sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
1.2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Pengertian disiplin kelas
2. Tehnik-tehnik menegakan disiplin kelas
3. Upaya menegakan disiplin kelas
4. Cara membina disiplin diri (self discipline)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Disiplin
Istialah disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:237) berarti tata tertb atau ketaatan pada peraturan. Dengan demikian, dalam kaitanya dengan kondisi kelas, maka dapat dikatakan bahwa disiplin berarti kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar siswa dapat belajar. Secara lengkap oengertian disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik.
Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin pada saat sekarang buakn sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada atyran dan tata tertib tanpa alas an sehingga mau menerima begitu saja, melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya ia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang lain atau guru melainkan karena kesadaran dari dirinya.
Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan. Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah.
2.2 Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas
Terdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:
a. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya member contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
b. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
c. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib. Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:
1) Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.
2) Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
3) Membina organisasi kelas secara demokratis.
4) Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
5) Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
6) Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengettahuan dan keterampilan.
2.3 Upaya Menegakan Disiplin
Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
a. Pihak guru
Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan dalam menciptaka suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan tindakan tidak efektif.
Untuk itu ada bebrapa hal yang harus diperhatikan antara alain:
1) Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoroter membuat suasan kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.
2) Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
3) Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa siswa bebrjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.
4) Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya.
b. Pihak siswa
Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena factor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disipilin dalam kealas, anatara lain:
1) Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan suasana disiplin didalam kelas.
2)Siswa hendaknya memiliki keasadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
3)Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.
4.Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.
c. Pihak siswa
Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada bbebrapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain:
1. Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
2. Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut serta mengawasinya.
3. Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.
2.4 Membina Disiplin Diri (Self Discipline)
Tujua pendidikan adalah membimbing anak kearah kedewasaan, yang berkaitan dengan kematangan social, emosianal intelektual dan moril sehingga dapat berdiri sendiri, dan siakp tanggung jawab akan tercapai bila sejak kecil anak diberi kebebasan sesuai dengan usia, perkembangan dan kesanggupannya.
Untuk pembentukan pribadi yang dewasa, bentuk disiplin yang diterapkan pada anak memegang perananpenting. Anak yang terlampau diatur hidupnya dengan disiplin yang ketat, cenderung untuk tidak sanggup menggunakan kebebasannya bila ia kelak memperolehnya. Itu sebabnya maka sejauh mungkin anak dididik kearah yang self discipline.
Disiplin diri bukan berarti memberikan kebebasan penuh. Disiplin diri berarti keinsyafan dan kerelaan sendiri mematuhi aturaan dan norma-norma yang diakuinya. Hal itu baik dan perlu, sekalipun tidak ada orang lain yang mengawasinya.
Jenis disiplin yang diberikan kepada anak banyak bergantung pada pribadi si pendidik. pendidi yang otokratis, yang menjaga ketertiban dengan tangan besi, tidak member kesempatan pada anak untuk mengatur diri sendiri. Guru seperti akan menindak setiap pelanggaran dengan hukuma dan ancaman, sehingga menimbulkan rasa takut.
Self discipline biasanya terdapat didalam kelas yang gurunya bersikap demokratis. Kelas yang demokratis juga bias tertib sesuai ddengan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa. Ketertiban tercapai bukan dengan kekerasan atau paksaan dari pihak guru, melainkan karena para siswa patuh akna peraturan. Ketertiban itu akan tetap mereka pelihara sekalipun tidak ada guru didalam kelas yang mengawasi mereka. Apabila para siswa telah sanggup disiplin diri sendiri, maka mereka telah melangkah menuju ke arah kedewasaan.














BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Disiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik dan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dalam membina disiplin kelas diperlukan beberapa teknik sperti, teknik keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama.
Dalam upaya menegakan disiplin kelas, akan lebih mudah jika kita meminta dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu, pihak guru, pihak siswa dan orang tua.
Disiplin kelas lebih cenderung agar siswa dapat membina disiplin diri (self discipline). Self discipline biasanya terdapat pada kelas yang gurunya bersikap demokratis buakn pada kelas yang memiliki sikap guru yang otokratis.








DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsini Arikunto. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali



























DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 2
2.1. Penegrtian Disiplin ....................................................................... 2
2.2. Teknik-teknik Menegakan Disiplin Kelas .................................. 3
2.3. Upaya Menegakan Disiplin Kelas ............................................... 3
2.4. Cara Membina Disiplin (Self Discipline) .................................... 5
BAB III. PENUTUP ................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA














DISIPLIN KELAS
Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Administrasi Pendidikan















Disusun Oleh :
amir syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar