Total Tayangan Halaman

Senin, 17 Januari 2011

manajemen kurikulum untuk makalah administrasi pendidikan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiem
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-hamba-Nya yang telah menyelesaikan makalah ini dengan penuh perjuangan dan do’a, tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan dan juga sebagai salah satu syarat mengikuti ujian akhir semester. Makalah ini akan membahas tentang “Manajemen Kurikulum” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.



Penulis;






BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa “Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila, Bertujuan Untuk Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu, dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa”.
Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut telah dilakukan berbagai upaya, diantaranya adalah :
a. Memantapkan pelaksanaan kurikkulum yang berlaku
b. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana untuk lebih memeratakan pelayanan pendidikan
c. Meningkatkan jenis dan jumlah guru, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sebagai kelanjutan usaha meningkatkan dan memeratakan mutu melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
1.2. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang akan dibahas dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Dasar-Dasar Manajemen Kurikulum
2. Pengorganisasian Kurikulum
3. Variasi Kurikulum


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Manajemen Kurikulum
Kurikulum merupakan program pengajaran yang harus dicapai oleh murid. Kurikulum berisi bidang studi serta materi yang harus dipelajari, kegiatan yang harus dilakukan, metode mengajar guru, dan teknik evaluasi yang digunakan di dalam kelas. Dalam pelaksanaannya, kurikulum itu fleksibel. Isi kurikulum, materi, metode mengajar dan teknik evaluasi yang digunakan oleh seorang guru berbeda dengan guru lainnya meskipun kurikulumnya sama.
Manajemen kurikulum yang harus dilaksanakan oleh guru di dalam kelas harus mengikuti kurikulum yang berlaku, sebab program yang tercantum di dalamnya telah direncanakan dan dipilih oleh para ahli dalam bidangnya masing-masing. Guru melengkapi kurikulum tersebut dengan gagasan dan keahliannya sendiri. Semua guru memiliki program, keahlian, dan pengalaman yang dapat diguakan untuk memperkaya pelaksanaan kurikulum, khususnya yang menyangkut muatan lokal.
Seorang guru perlu mengatur tujuan yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatur tujuan seorang guru harus merencanakan pengajaran individual sehingga pengajaran langsung diberikan untuk mengajarkan fakta, pengertian dan keterampilan.
Agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan baik maka seorang guru harus melaksanakan tehnik mengajar dengan :
a. Memusatkan perhatian pada murid
b. Menghemat waktu
c. Menyesuaikan dengan kecepatan murid
d. Mengusahakan masa transisi yang harus dari satu bidang studi ke bidang studi selanjutnya
e. Meminta murid untuk membuat ikhtisar yang telah di pelajari

2.2. Pengorganisasian Kurikulum
Pengorganisasian kurikulum ini mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pengajaran, sebab : Pertama, kurikulum itu menentukan hakikat dan isi buku teks, dan materi pengajaran. Kedua, kurikulum memberi arahan, urutan materi serta saran-saran tentang metode pengajaran dan alat evaluasi yang digunakan.
Dalam pengorganisasian kurikulum, ada lima komponen pokok, yaitu :
1. Tujuan belajar yang dinyatakan secara jelas.
2. Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap berdasarkan tingkatan kelas.
3. Diskripsi atas kegiatan non materi pengajaran.
4. Pengorganisasian atas luas dan urutan bahan untuk diajarkan sehari-hari.
5. Prosedur evaluasi yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam merencanakan manajemen kurikulum, guru perlu mempertimbangkan tujuan umum dan tujuan khusus secara tepat yang ingin dicapai oleh murid dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Hakikat dan kemampuan murid serta filsafat pendidikan dalam belajar mengajar yang tercermin dalam hal-hal yang menyangkut arahan, bantuan, interaksi, tanggungjawab, dan keterlibatan secara aktif harus disertakan pula dalam merencanakan kurikulum.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan guru dalam manajemen kurikulum adalah :
1. Pengelompokan murid, yaitu dalam kelompok besar, kelompok kecil, dan belajar sendiri.
2. Metode mengajar yang dapat menggerakan murid menjadi aktif. Metode mengajar antara lain berupa metode-metode diskusi, demonstrasi, observasi, membaca, dan melakukan penelitian. Penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Bidang studi yang meliputi cara mengorganisasikan pengajran, melalui pelajaran, memberikan pelajaran, mempertahankan situasi belajar yang kondusif.

2.3. Variasi Kurikulum
Penyebab terjadinya variasi dalam kurikulum adalah filosofi guru dalam proses belajar dan mengajar serta pandangan guru terhadap murid. Sebagai contoh : seorang guru A yang mengajarkan matematika pada muridnya kelas V membagi satu jam pelajaran (40 menit) sebagai berikut : menjelaskan teknik memecahkan soal (10 menit), beberapa murid mencoba memecahkan soal (10 menit) dan selanjutnya semua murid mengerjakan soal yang ada di buku matematika (20 menit). Sedangkan guru B pada kelas V juga di sekolah lain dalam mengajarkan matematika yang sama menggunakan cara lain : guru menuliskan sebuah soal di papan tulis, dan menanyakan siapa yang dapat mengerjakan. Kalau ada yang bisa, guru meyimpulkan secara singkat cara yang digunakan murid memecahkan soal. Setelah itu semua murid diminta mengerjakan soal yang ada di buku matematika.
Guru A menggunakan cara tradisional untuk mengajarkan matematika. Guru A lebih bersifat “guru-sentris”. Sedangkan guru B menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan lebih bersifat “murid-sentris”.



















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kurikulum merupakan program pengajaran untuk dicapai oleh murid-murid yang telah disusun menurut standar yang berlaku dimanapun diseluruh indonesia. Sewaktu dilaksanakan oleh guru, ternyata ada berbagai pariasi yang dipengaruhi oleh perbedaan keterampilan dan filsafat guru.
Manajemen kurikulum menguraikan cara guru mngorganisasi dan melaksanakan program pengejaran didalam kelas. Ada beberapa pendapat dalam hal ini, yaitu:
1. Kurikulum harus direncanakan dan dilaksanakan oleh guru, termasuk semua langkah-angkah pelaksanaannya
2. Kurikulum harus menekankan pada struktur berbagai bidang studi.
3. Kurikulum harus memeberi kebebasan yang lebih besar pada murid. Murid harus dapat memilih apa yang ingin dipelajari dan dapat mngatur waktu belajar.
4. Murid harus memeilih sendiri apa yang ingin dipelajari dan guru bertidak selaku fasilitator.
5. Kurikulum harus diatur berurutan dan disajikan sedemikian rupa sehingga murid dapat menguasai semuanya.
6. Perencanaan kurikulum harus memeperhatikan:
- Tujuan dan sasaran
- Kemampuan murid
- Metoda mengajar
- Majemen bidang studi
- Manajemen materil
- Evaluasi dan pencatatan hasil belajar
7. Kurikulum dapat diorganisasikan sebagai :
- Pengajaran unit
- Pengajaran individual
8. Kedua pengajaran perlu menguruskan:
- Tujuan yang ingin dicapai
- Kegiatan yang akan dilakukan
- Materi atau bahan pengajaran yang akan diberikan
- Perluasan atawu tindak lanjut
- Evaluasi











DATAR PUSTAKA
Bloom, Benjamin, taxonomy of educational objectives. Handbook I: Cognitif domain. Mc Kay, New York, 1956.
Mudjito, Manajemen Sekolah. CV Inti Buku utama, Jakarta, 1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar